ANAK;BELAHAN JIWA DAN MATAHARI KELUARGA


Anak adalah soulmate. Belahan jiwa  yang tiada duanya. Anak adalah matahari, cahaya yang sanggup menerangi kehidupan orang tuanya. Anak adalah persembahan cinta, bukti kasih Illahi kepada kita yang tidak semua orang tua dapat menikmatinya. Ketika anugrah terindah itu sudah dipersembahkan kepada kita, sudah seharusnyalah kita jaga dan kita bina agar tidak dibinasakan oleh dunia..Nauzubillahiminzallik.
Menyadari perkembangan dunia dan arus  globalisasi yang sangat pesat dan menjadi-jadi saat ini, ada sejumput kekhawatiran yang mengaduk-aduk perasaan dan hati saya sebagai seorang ibu. Betapa tidak, saya adalah seorang ibu yang sedang menghadapi masa-masa puberitas seorang anak.  Masa-masa ini sering membuat emosi tidak stabil ketika menghadapi perilaku si buah hati yang kadang kala tidak sesuai harapan. 


Terkadang saya memandang ke belakang, saat  masa remaja. Dulu, saya tidak pernah membantah dan selalu menerima apa pun bentuk pendidikan dan pengajaran yang diberikan kedua orang tua saya, walaupun terkadang bertentangan dengan hati saya. Namun, dengan sikap keras mereka dalam mendidik, saya bisa menamatkan SMA dan menamatkan kuliah sesuai waktunya, dan akhirnya bisa diterima menjadi guru di SMA swasta favorit. Tentu saja andil orang tua yang mendidik saya dengan ”cara mereka” tidak bisa dipandang sebelah mata, dan saya yakin sekali bahwa salah satu yang melatarbelakangi keberhasilan hidup saya sekarang ini adalah karena didikan orang tua yang boleh dikatakan ”agak keras itu”. Dan, rupa-rupanya, sekarang ini cara seperti itu sudah bukan  zamannya lagi! Tidak relevan lagi! Begitu kata buku-buku dan kata para psikolog yang saya dengar di seminar-seminar.
Dunia telah berubah! Zaman telah berganti! Saya menyadari anak saya tidak hidup di zaman saya dulu, yang ketika dipelototi saja sudah mengkeret dan kurang (baca: Tidak) berani mengatakan ”tidak”. Anak saya adalah produk masa kini. Anak zaman kini yang berani berkata ”tidak’” dengan segala argumentasinya, serta mulai terkontaminiasi dengan gaya dan irama hidup masa kini. Banyak hal yang menarik perhatiannya dan memancing rasa ingin tahunya. Apalagi dampak kemajuan teknologi informasi sudah tidak bisa dibendung lagi. Internet bisa diakses di rumah, di sekolah, di warnet, di cafe-cafe, bahkan di tempat-tempat  umum. Hand phone sudah semakin meraja  menawarkan kecanggihannya dan sudah menjadi trend yang tidak bisa dihindarkan. Segala tontonan yang tidak layak dilihat bagi remaja seusianya banyak tersedia di situs-situs internet, dan juga dengan mudah dapat  diakses dan didownload ke hand phone.
Sebagai orang tua, saya sangat menyadari hal ini dan berusaha memberi pengertian dan melakukan pendekatan kepada belahan jiwa saya itu. Memang benar bahwa menghadapi remaja seusianya, saya harus banyak bersabar dan harus banyak mengajaknya berbicara agar dia bisa lebih terbuka dan tidak larut dalam carut-marut dampak teknologi informasi saat ini. Membangun komunikasi adalah pilihan yang baik  dalam menghadapinya. Saya sependapat dengan Bunda Rosemini (psikolog remaja), bahwa sebaiknya seorang ibu harus  menjalin komunikasi yang akrab dengan anaknya agar bisa memasuki dunianya.  Diharapkan dengan cara ini anak  tidak akan mencari figur (idola)  lain tempat dia berbagi cerita.
Saya juga teringat dengan kata-kata mutiara penuh makna yang pernah ditulis oleh Dorothy Law Nolte, bahwa bila anak-anak kita  tumbuh dengan kekasaran, mereka akan belajar memusuhi. Dan saya sangat tidak ingin menjadi musuh anak saya. Jika seorang anak tumbuh dengan penuh toleransi, maka dia akan belajar tentang kesabaran, dan bila mereka tumbuh dengan penuh dukungan, maka mereka akan belajar penuh percaya diri. 
Sebagai seorang ibu, betapa bahagianya diriku bila bisa menjadi sahabat jiwa (soulmate) bagi anakku sehingga bisa mendidik dia menjadi anak yang bisa memilih dan memilah, serta penuh percaya diri dalam menghadapi lingkungannya dan menatap masa depannya yang penuh tantangan.
(by. sitti syathariah, artikel ini telah dimuat dan diterbitkan oleh Warta Pendidikan Dinas Pendidikan Prov. Riau)

Komentar

Postingan Populer