KADO BUAT BU SITHA

Dua hari lagi Bu Sitha akan berulang tahun. Anak-anak kelas lima sudah punya rencana untuk membuat kejutan manis di hari jadi Bu Guru yang murah senyum itu. Pada jam istirahat anak-anak perempuan berkumpul di bawah pohon Akasia. Mereka asyik mengatur rencana. Anggia akan menyumbangkan kue ulang tahun buatan mamanya. Rano, Dito, dan Fardi akan membawa beberapa balon. Hari ini anak-anak kelas lima sudah berbagi tugas. Masing-masing pulang dengan gembira dan terlihat tidak sabar menunggu hari bahagia itu tiba.
 Ani, kamu sudah membeli kado buat Bu Sitha?”Lina menghampiri Ani. Sudah dua hari ini Ani tidak terdengar suaranya. Gadis itu belum tau akan memberikan kado apa buat Bu Sitha. Ani meraba uang 3000-an dalam saku bajunya. “Ah, apa yang dapat kubeli dengan uang ini?”. Ani memandang jauh keluar jendela. Gadis itu berfikir keras. Dia harus memberikan sesuatu untuk Bu Sitha sebagaimana teman-temannya yang lain. Tapi, bagaimana caranya?Meminta uang pada neneknya ia tidak tega.
Ani adalah anak yatim piatu.  Gadis itu hidup berdua dengan neneknya di rumah yang sangat sederhana. Setiap pulang sekolah, Ani selalu menyempatkan dirinya membantu nenek mencuci pakaian tetangga.  Hidup mereka sangat memprihatinkan, itulah sebabnya Ani tidak sanggup meminta uang kepada neneknya untuk membelikan kado buat Bu Sitha. Tiba-tiba sesuatu melintas di kepalanya. Ani tersenyum. Siswa terpintar di kelas itu telah menemukan cara untuk mendapatkan kado buat Bu Sitha.

Pulang sekolah Ani mencari sebuah kaleng susu formula bekas dan dia menemukannya di dapur. Ani juga membeli sebuah lem cap kambing seharga RP 2500 dengan uang yang ada di saku bajunya. Tidak lupa pula dia mampir ke rumah Bu Diah, penjahit pakaian yang tinggal tidak jauh dari rumahnya. Ani meminta beberapa potong kain perca beraneka warna. Dia sudah menemukan sebuah ide cemerlang. Ani tidak akan membeli kado buat Bu Sitha,  tetapi dia akan membuatnya dengan tangannya sendiri. Ah, semoga Bu Sitha senang nantinya, Ani bergumam dalam hati.
 “Ani akan membuat sesuatu yang  cantik buat Bu Sitha, Nek. Hari Sabtu, Bu Sitha berulang tahun.”Ani menjelaskan tentang rencananya kepada  neneknya ketika pulang sekolah.
Ani mulai membersihkan kaleng susu formula itu. Gadis itu mulai menyapukan lem kambing di permukaan kaleng bagian luar. Kain perca yang sudah diguntingnya kecil-kecil  dibentuk menyerupai bintang dan bunga-bunga beraneka warna. Ani menempel bintang-bintang dan bunga-bunga dari perca itu dipermukaan kaleng yang sudah dibubuhi lem. Warnanya yang beragam terlihat indah. Kaleng susu formula telah berubah bentuk dan fungsinya menjadi tempat alat tulis yang manis. Sungguh cantik dan sangat menarik. Ani memandang hasil karyanya dengan takjub.  Nenek ikut bahagia dan memuji hasil karya cucunya itu.
“Aduh bagusnya. Pasti Bu Sitha jadi senang menerimanya. Oya, akan lebih indah bila ditambah dengan pita di atasnya.”Nenek memberi saran kepada Ani.
“Benar juga, Nek. Kain perca yang polos ini bisa Ani jadikan pitanya.” Gadis itu bertambah semangat dan dia pun menggunting perca polos berwarna pink itu agak memanjang dan mengikatnya di leher kaleng bagian atas. Benar saja! Kado itu tampak lebih cantik saja setelah diberi pita berwarna pink. Ani benar-benar puas. Hatinya sangat senang. Kado buat Bu Sitha sudah siap. Ani mengambil kain perca yang agak lebar dan membungkus kado itu serta mengikatnya. “Kado yang unik,”pikirnya. Gadis itu tidak sabar menunggu hari Sabtu tiba.
                Kelas VA sudah kelihatan berbeda dari biasanya. Balon-balon sudah tergantung indah di dinding dan di pinggir-pinggir papan tulis. Beberapa siswa sudah hadir dengan kado di tangan masing-masing. Kue tar buatan tangan mama  Anggia tertata indah di atas meja dengan lilin warna-warni mengelilinginya. Di tengah-tengahnya dua lilin yang membentuk angka 30 tahun menyala. Bu Shita memasuki kelas. Anak-anak kelas VA menyanyikan lagu selamat ulang tahun sambil bertepuk tangan dengan gembira. Senyum bahagia merekah di wajah Bu Sitha. Satu persatu anak-anak menyalaminya dan menyerahkan kado yang telah mereka siapkan sebelumnya. Bu Sitha terharu dan sampai menitikkan air mata.
“Terima kasih, anak-anak. Kalian telah membuat ibu sangat bahagia hari ini.”Bu Sitha menghapus air matanya dengan sapu tangan.
“Potong kuenya, Bu…” Gina berteriak di dalam keramaian pagi itu.
“Ya Bu…udah tidak sabar nih,” sahut yang lain. Bu Shita memotong kue ulang tahunnya dan membagikan sama rata kepada 21 orang siswa kelas VA tersebut. Mereka menikmati kue uloang tahun bersama-sama. Beberapa siswa bekejaran saling colek dengan coklat di jari. Suasana di kelas begitu gembira.
“Bu, buka dong kadonya,” Liana mengusulkan agar Bu Sitha membuka kado pemberian mereka satu persatu.  Bu Shita menyetujui usul Liana yang disambut dengan tepuk tangan para siswa.
“Aduh bagusnya. Ini dari siapa ya?Ooooh, dari Gina. Terima kasih ya, Nak.” Gina sangat senang mendengar pujian dari gurunya. Begitu juga beberapa siswa yang lain. Semua kado sudah terbuka. Bu Sitha melihat satu bungkusan yang berbeda dari yang lain. Kado itu tidak dibungkus dengan kertas melainkan dibungkus dengan kain perca dan diikat menyerupai bungkusan permen.
                “Ini kado dari siapa?”Bu Sitha memandang semua siswa.
“ Saya, Bu!” Ani mengangkat tangannya. Semua siswa memandang ke arahnya. Beberapa siswa ada yang tertawa karena tidak biasa melihat kado yang diungkus dengan kain perca. Bu Sitha tersenyum memandang Ani.  Bu Guru yang baik hati itu membuka kado pemberian siswa terpintarnya itu. Jantung Ani berdebar-debar ketika Bu Sitha membuka pita pengikatnya. Semua siswa menanti dan ingin tahu apa gerangan isi kado dari Ani.
“Woww, bagusnya! Siapa yang membuatnya, Ani?Pasti kamu buat sendiri, bukan?”Bu Sitha sangat bahagia dan mencium pipi Ani tanda ucapan terima kasih. Bu Sitha langsung mengeluarkan alat-alat tulisnya yang selama ini berada dalam laci meja dan memindahkannya ke dalam tempat alat-alat tulis yang dihadiahkan oleh Ani. Kaleng susu formula yang sudah berubah fungsi itu kini terpajang cantik menghiasi meja Bu Sitha. Semua siswa menatap kado sederhana buatan tangan Ani itu dengan bangga. Mereka ikut bahagia. Teman-teman menyalami Ani dan mereka minta diajarkan cara membuatnya. Ani sangat bahagia dan berjanji akan mengajarkan teman-temannya.(by sittisy)
####

Komentar

Postingan Populer